SULUTTEMPO.COM – PDI Perjuangan Sulut menggelar apel Satgas Cakra Buana di Lapangan Sparta Tikala Manado, Sulawesi Utara (Sulut), Jumat (15/11/2024).
Kegiatan tersebut dihadiri ribuan Satgas Cakra Buana PDIP dari sejumlah daerah di Sulut.
Apel dipimpin langsung Komandan Satgas Cakra Buana Nasional Komarudin Watubun yang juga Ketua DPP PDIP Bidang Kehormatan.
Hadir pula sejumlah pengurus teras DPP PDIP seperti Ronny Talapessy, Ganip Warsito dan Aryo Adhi Dharmo.
Pun hadir Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulut Steven Kandouw dan Olly Dondokambey, Brigjen TNI Mar (Purn) Donar Philip Rompas serta beberapa calon PDIP di Pilkada Kabupaten dan Kota di Sulut.
Acara tersebut benar – benar menyalakan api semangat para Satgas PDIP. Adrenalin sudah terpacu di awal acara saat Fabian Kaloh dengan diiringi tarian kabasaran membacakan ikrar Cakra Buana. Ia menutup dengan pekik I Yayat U Santi.
Kemudian ada prosesi pemakaian baret kepada Steven Kandouw oleh Watubun. Melihat Kandouw memakai baret merah, ribuan satgas memekik sambil mengangkat tiga jari metal.
“Saya tak panggil calon lagi, tapi Gubernur,” kata Watubun.
Pekik warga kian keras.
Saat tiba giliran berorasi, Watubun turun dari panggung dan berpanas panasan dengan para anggota Satgas.Sebut dia, itu simbol solidaritas perjuangan.
“Kalau kalian kepanasan, kami juga kepanasan,” katanya.
Dalam orasinya, Watubun membakar api semangat para Satgas untuk menjaga demokrasi tegak pada relnya.
Sebut dia, kedatangan mereka untuk menguatkan imun demokrasi di Sulut yang terancam oleh dugaan intimidasi.
“Kami lakukan apel dari Sumatera, Solo, Jatim, Medan dan disini, dimana ada intimidasi disitu kami ada,” katanya.
Ia menuturkan, Manado punya sejarah dalam hal mempertahankan demokrasi. Itu terjadi pada era Fredy Sualang.
“Kita punya darah pejuang, lahir sebagai pejuang,” kata dia.
Menurut dia, demokrasi harus dijaga. Rakyat bebas memilih menurut hati nuraninya tanpa harus diintimidasi.
“Ini bukan masalah menang atau kalah tapi tegaknya demokrasi dimana warga dijamin haknya untuk memilih tanpa intimidasi,” kata dia.
Dia mengajak Satgas untuk melawan intimidasi. Karena merekalah otot dan tulang partai.
“Kita tidak pernah takut,” kata dia.
Acara ditutup heroik. Satgas disuruh mendekat panggung lantas sama sama menyanyikan lagi Maju Tak Gentar.
Suasana begitu meriah.
Ribuan anggota Satgas bernyanyi sambil mengibarkan bendera PDIP dan bendera merah putih.
(rk/*)