TOMOHON,SULUTTEMPO.COM – Setiap tanggal 10 November, bangsa Indonesia memperingatinya sebagai Hari Pahlawan. Tanggal 10 November dirayakan untuk mengenang jasa para pahlawan dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan.
Tema Hari Pahlawan Nasional 2024 adalah “Teladani Pahlawanmu, Cintai Negerimu”. Tema tersebut sebagaimana tercantum dalam Pedoman Penyelenggaraan Hari Pahlawan Nasional 2024 oleh Kemensos RI.
Tema Hari Pahlawan 2024 ini mencerminkan semangat meneladani perjuangan para pahlawan bangsa dalam keberanian, pengorbanan, dan semangat juang. Serta menyimbolkan semangat meneruskan cita-cita para pendiri bangsa dan mencintai negeri.
Kota Tomohon memiliki dua (2) Pahlawan Nasional yakni Lambertus ‘Babe’ Nicodemus Palar dan Bernard Wilhelm Lapian.
Momentum memperingati Hari Pahlawan Tahun 2024 yang jatuh pada hari ini Minggu (10/11/2024) Caroll Senduk-Sendy Rumajar mengapresiasi dan sangat berterima kasih atas perjuangan dan pengorbanan kedua tokoh bangsa itu.
“Terima kasih Babe Palar dan Bernard Lapian atas perjuangan, pengorbanan dan jasa-jasa yang telah diberikan,” ungkap Calon Walikota Tomohon dan Wakil Walikota tersebut.
Harapan Caroll Senduk dan Sendy Rumajar agar semangat perjuangan, pengorbanan dari
Babe Palar dan Bernard Lapian yang memiliki nilai dan semangat kebangsaan dapat ditiru oleh generasi muda Tomohon.
“Ini warisan sejarah yang harus dan terus dipertahankan,” harap kedua calon itu
Diketahui, Lambertus Nicodemus Palar yan lahir di Negeri Rurukan (5/6/1900) akrab dipanggil Babe Palar adalah orang Indonesia yang pertama mengibarkan bendera Merah-Putih di PBB tepatnya di halaman Kantor PBB di Lake Succsess New York Amerika Serikat pada 28 September 1950.
Lewat diplomasinya, Palar yang pernah menjadi Anggota Tweede Kamer (DPR -red) Belanda menjadikan Indonesian diakui dunia.
Dialah yang memerdekakan Indonesia di forum internasional yakni Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).
Indonesia lalu diterima dan diakui kemerdekaanya secara de jure dan se facto di PBB dan Indonesia resmi menjadi anggota PBB yang ke 60 hingga kini.
Sementara Bernard Wilhelm Lapian kelahiran Kawangkoan (30/6/1892) salah satu tokoh sentral atas peristiwa heroik merebut dan mengibarkan bendera Merah Putih di Tangsi Militer Belanda di Manado. Dikenal dengan Peristiwa 14 Februari 1946.
Lapian yang beristrikan perempuan asal Tomohon Maria Adriana Pangkey dan kawin di Tomohon juga menjadi juru damai bahkan berani mengambil resiko menjaminkan nyatanya hanya demi tercipta sebuah perundingan dengan pimpinan gerilyawan Kahar Muzakar di Sulawesi Selatan saat menjadi Acting Gubernur Sulawesi.
Lapian pernah menjadi Anggota Minahasaraad dan Volksraad dan di masa transisi dari pemerintahn Jepang ke Belanda/NiCA, dia diangkat Hukum Besar di Distrik Manado merangkap Burgemeester (Wali Kota) Manado.
Kedua Tokoh bangsa ini dan kini sebagai Pahlawan Nasional kokoh dan teguh mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
(rk)