TOMOHON,SULUTTEMPO.COM – Di sela-sela padatnya permintaan dan undangan yang berdatangan dari kelompok, rukun keluarga, komunitas, simpatisan dan relawan serta kader, Caroll Senduk tetap menyediakan waktunya bagi pelestarian lingkungan.
Pentingnya memelihara dan mengembangkan kelestarian lingkungan seperti yang disampaikan dalam debat, diaplikasikan calon Wali Kota Tomohon itu dengan tindakan nyata.
Bagi Caroll Senduk, Tomohon sebagai satu dari sedikit daerah di Sulawesi Utara (Sulut) penghasil souvenir maupun rumah berbahan baku kayu, menanam pohon merupakan bentuk dukungannya bagi perajin kedua produk itu, khususnya yang ada di Woloan dan Kinilow.
Jumat (1/11/2024), menandai dimulainya bulan November, pasangan dari Sendy Rumajar ini melakukan penghijauan di Gunung Tampusu bersama Relawan Caroll Senduk Community dan Komando Garda CS.
Ditemani beberapa legislator DPRD Tomohon, dalam suasana hujan dan badai yang berhembus kencang, mereka tetap semangat menanam seho, pohon taliwowoa dan pakoba.
Seho atau pohon aren atau yang juga dikenal dengan nama ‘akel’ diketahui memiliki nilai ekonomi bagi masyarakat, juga berfungsi sebagai penyerap karbon terbaik di dunia, untuk menangkal pencemaran udara dari efek ‘rumah kaca’ dan pembakaran oleh mesin kendaraan dan juga pabrik.
Tanpa harus ‘membantah dengan kata-kata’ Caroll Senduk dan timnya itu ingin menepis tudingan seseorang yang mengatakan “Tanam pohon itu tidak penting, lebe bae tanam (pohon) bulu.”
I Dewa Putu Darma dan Siti Fatimah Hanum, Peneliti Ahli Madya di Pusat Riset Konservasi Tumbuhan Kebun Raya dan Kehutanan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dalam artikelnya di forestdigest menyebutkan bahwa pohon aren berfungsi untuk rehabilitasi sungai.
Dikatakanya, daerah yang rutin terkena krisis air saat musim kemarau dalam pencegahannya perlu konservasi area tangkapan air di hulu sungai.
Daerah tangkapan air biasanya berada di hulu sungai yang umumnya wilayah pegunungan. Daerah tangkapan air ini banyak yang berubah fungsi menjadi lahan permukiman dan pertanian. Salah satu upaya mencegah daerah hulu sungai rusak dengan rehabilitasi lahan dengan jenis tanaman yang sesuai dengan kondisi daerah tersebut.
“Jenis pohon rehabilitasi mesti dipilih pohon yang memiliki produktivitas tinggi dan bernilai ekonomi ditunjang dengan persebaran jenis dan persyaratan tumbuhnya. Aren bisa menjadi pilihan rehabilitasi sungai,” tulis I Dewa Putu Darma dalam artikel Pohon Aren untuk Rehabilitasi Sungai.
Langkah ini sejalan dengan isu global tentang perubahan iklim yang menyebutkan saat ini bumi dalam kondisi global boiling (pendidihan global). Seperti yang dikemukakan calon Wakil Walikota Sendy Rumajar dalam debat paslon baru-baru ini yang mengutip kabar dari Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Gutterez.
Kondisi global blowing ini memicu iklim yang tidak menentu. Kemarau dengan tingkat suhu yang tinggi memicuh kekeringan yang cepat. Serta intensitas hujan yang lebat di sela kemarau berpotensi banjir.
Atas hal itu, pentingnya kesadaran masyarakat dalam melestarikan lingkungan untuk keberlangsungan hidup di masa depan.
Kesadaran ini ditunjukan oleh pasangan calon Walikota Tomohon nomor urut tiga yang intens mengkampanyekan pelestarian lingkungan.
Menurut Caroll Senduk, lingkungan yang lestari, tidak saja memancarkan keindahan dan kesejukan, namun juga mewariskan masa depan bagi generasi selanjutnya. “Yang torang (kita) lakukan sekarang ini, for (untuk) dinikmati anak-cucu kita,” ujar calon Wali Kota Tomohon yang makin dicintai warganya itu. (rk/*)