SULUTTEMPO.COM – Konferensi Gereja dan Masyarakat (KGM) memiliki tempat tersendiri dalam perjalanan Gereja-Gereja di Indonesia. KGM ini telah mulai diselenggarakan pada 1972, dimana saat itu gereja-gereja berkonferensi untuk meletakkan landasan untuk menjalankan diakonia pembangunan sebagai perwujudan damai sejahtera di Indonesia.
Hal ini dikatakan Gubernur Sulut Olly Dondokambey saat menghadiri Konferensi Gereja dan Masyarakat (KGM) sebagai ruang dialog dan refleksi, serta pemetaan tantangan dan arah pelayanan Gereja ditengah Indonesia dan dunia.
Agenda lima tahunan tersebut dilaksanakan di Aquarius Boutique Hotel Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Rabu (8/11/2023) Hingga Sabtu (12/11/2023).
Sebagai tuan rumah Gereja Kalimantan Evangelis (GKE). Ia menambahkan pada pada KGM terakhir, tepatnya Maret 2019 kita berkonferensi di Manado Sulut di bawah tema “Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir”, dan pada KGM tahun ini mengusung Tema baru: “Hiduplah sebagai Terang yang Membuahkan Kebaikan, Keadilan dan Kebenaran (Efesus 5:8b-9)” dan Subtema: “Bersama-sama Mewujudkan Masyarakat Majemuk yang Pancasilais dan Berdamai dengan Segenap Ciptaan Allah.”Tema ini juga yang akan menjadi fokus Sidang Raya PGI ke-18 tahun depan nanti di Toraja,” ungkap Olly.
Menurutnya Pemilihan Tema dan Subtema Sidang Raya PGI selalu berkaitan dengan refleksi atas tantangan-tantangan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di Indonesia dan tantangan global.” Pemilihan Tema dan Subtema kali ini pun didasarkan pada pembacaan situasi sosial ke-Indonesiaan masa kini dan yang masih akan menyertai pelayanan PGI dan gereja-gereja anggota PGI lima tahun ke depan,” ungkap Olly. Bagi PGI kata Gubernur Olly, tantangan – tantangan tersebut bukan saja merupakan tanggung jawab pemerintah, namun juga tanggung jawab gereja-gereja untuk menjalankan fungsi kritis dan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, bangsa dan negara.” Karena KGM ini menjadi tempat bagi gereja-gereja untuk melakukan dialog dan refleksi mengenai sejumlah isu yang menjadi pergumulan umat. Juga untuk memahami kondisi sosial-politik masa kini, di level internasional, nasional dan lokal, dengan analisis dari perspektif demokrasi. Lalu merumuskan pilihan-pilihan pelayanan gereja dalam rangka keadilan dan kesejahteraan bagi semua ciptaan,” ungkap Olly. Ia mengajak semua yang hadir memberikan kontribusi pemikiran untuk kemajuan gereja tercinta kedepan.
(RK)