SULUTTEMPO.COM – El Nino merupakan salah satu fenomena alam yang berdampak terjadinya kekeringan, hal ini dikaitkan dengan adanya penurunan curah hujan. Akibat dari El Nino adalah ketersediaan air untuk wilayah pertanian menjadi berkurang dan dapat menghambat pertumbuhan tanaman. Sehingga dalam mengantisipasi dampak terjadinya fenomena El Nino, Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) melalui Dinas Pertanian dan Peternakan terus melakukan upaya penyelamatan tanaman tomat masyarakat di tengah kewaspadaan dampak akibat El Nino yang diprediksikan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terjadi puncaknya pada Agustus hingga Oktober 2023.
Kegiatan tersebut dalam rangka penyelamatan tanaman tomat dengan penyiraman bersama kelompok tani (Poktan) Tumangkoko, Senin (21/8/2023).
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Distanakda Sulut, Nova Wihelmina Pangemanan memimpin langsung penyiraman budidaya tanaman tomat.
“Kegiatan ini dalam rangka pengendalian El Nino program Dampak Perubahan Iklim bersama kelompok tani (Poktan) Tumangkoko melakukan pengembangan Budidaya Tomat. Dengan melakukan penyiraman tanaman tomat,” kata Pangemanan.
Ini juga merupakan kegiatan dalam rangka mengoptimalkan program operasi daerah selesaikan kemiskinan (ODSK) di sektor pertanian dan juga untuk mengantisipasi dampak el nino.
“Untuk itu, saya mengajak petani pertanian tetal berwaspada dan bersiap diri bilamana akan terjadi musim kemarau panjang agar bisa melakukan upaya penyelamatan tanaman pertanian,” ucapnya.
Lanjutnya, dalam upaya mengantisipasi dan menyiasati pengaruh fenomena el-nino, berbagai hal dapat dilakukan dalam rangka memitigasi maupun adaptasi kegiatan budidaya terhadap fenomena el-nino.
“Pertama, melalui upaya mitigasi dengan mendorong petani dapat mengakses informasi tentang iklim. Informasi iklim merupakan kunci penting petani untuk melaksanakan usahanya. Pengetahuan petani akan iklim dapat menentukan waktu tanam yang tepat. Upaya mitigasi lainnya adalah dengan diversifikasi komoditas sesuai dengan kondisi iklim.
(RK)