Gubernur YSK Siap Promosikan Esport “Wardeka” hingga ke Luar Negeri

SULUTTEMPO.COM – Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) Yulius Selvanus hadir langsung pada Grand Final Warbiasa Governor League Esport Competition 2025, yang digelar di Atrium Manado Town Square (Mantos) 3, Senin (13/10/2025).

Kehadiran orang nomor satu di Sulut itu bukan sekadar mendukung peserta lomba esport, namun melihat secara langsung potensi atlet. Di mana, pemenang lomba itu bakal diikutsertakan pada Pekan Olahraga Nasional (PON) 2026 mendatang.

“Kami Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara sangat mendukung kegiatan esport, karena akan menghasilkan atlet-atlet yang dipersiapkan dalam rangka mengikuti PON 2026 nanti, karena esport menjadi salah satu cabang olahraga yang akan dipertandingkan,” kata Yulius.

Menariknya, gubernur mengaku siap mempromosikan turnamen esport dengan menggunakan game lokal “Wardeka” hingga ke luar negeri.

“Saya akan mendukung kalian, mempromosikan esport lokal ini ke Internasional,” tukas Gubernur Yulius.

Keseriusan gubernur mempromosikan esport ke luar negeri, yakni pada November mendatang akan ada tim dari Dinas Pariwisata Daerah Sulut yang pergi langsung ke China..

“Juara 1 dan 2 di esport ini akan kami ajak ke China untuk langsung mempromosikan game lokal karya anak daerah Sulut ini,” tandas Gubernur Yulius.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Daerah Sulut, Kartika Devi Tanos, menyatakan kebanggaannya dan potensi besar dari penyelenggaraan turnamen ini.

“Dukungan penuh dari Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif diberikan karena game yang dipertandingkan “Wardeka”, merupakan karya anak bangsa asli Sulawesi Utara,” ucapnya.

Ia pun mengaku bangga karena lomba ini merupakan pertama kalinya diselenggarakan esport di Indonesia yang gamenya berasal dari bangsa sendiri.

“Biasanya event serupa menggunakan game dari luar negeri, tapi ini yang dipertandingkan adalah karya anak-anak Sulut,” jelas ucapnya, sembari mengatakan, game “Wardeka” tidak sembarangan, karena di dalamnya memuat unsur budaya dan pariwisata Sulawesi Utara, seperti penggunaan pakaian adat Kabasaran dan background destinasi pariwisata unggulan.

Diketahui, partisipasi dalam turnamen ini sangat besar. Sejak hari pertama, tercatat sekitar 5.000 orang peserta yang terlibat secara daring. Di mana, dari 11 provinsi yang mengikuti seleksi, hanya dua tim yang masuk final, yakni tim dari Manado dan Pontianak.

Sang pencipta game Andria Wahyudi mengatakan, ini merupakan event pertama di Indonesia yang menggunakan game shooter yang dibuat anak-anak Sulut. Dalam game ini, budaya Sulut sangat kental. Ini terlihat dari skinnya yang dibungkus dengan pakaian Kabasaran lengkap dengan senjatanya parang.

“Kita mengangkat budaya Indonesia, karena kita harus bangga menjadi orang Indonesia, biasanya berperang di tempat tandus, kali ini kita buat berperang di destinasi-destinasi pariwisata Sulut maupun Indonesia,” tukasnya.(rk/*)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *